Tentang Bilangan Asli


Tentang Bilangan Asli

(Matematika merupakan suatu konsep kehidupan sehingga matematika tidaks bisa lepas dalam menjalani  kehidupan ini)
Bilangan Real selalu ada disetiap materi-materi mata pelajaran matematika pada jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA. Namun, kata bilangan real sangat jarang di gunakan pada penyampaian materi-materi tersebut. Padahal bilangan real termasuk dasar dari materi-materi pelajaran matematika.  Bilangan real jarang diperdengarkan mungkin karena bahasanya yang terlalu tinggi dan sulit dimengerti. Barulah dijenjang perkuliahan prodi pendidikan matematika mempelajari tentang bilangan real ini dalam mata kuliah analisis real.
Bilangan Real adalah bilangan yang mencakup semua bilangan yang ada. Dalam bagan bilangan bilangan real menaungi beberapa jenis bilangan yang sering kita jumpai dalam mata pelajaran matematika. Bilangan-bilangan tersebut yakni bilangan rasional, irasional, bilangan bulat dan bilangan asli.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu dipertemukan pada bilangan real, terutama bilangan bulat positif dan negatif. Dalam bilangan ini, menyimpan suatu konsep kehidupan yang tidak disadari oleh manusia. Konsep-konsep seperti inilah yang akan diungkapkan dalam tulisan ini.
Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif dan negatif. Jika bilangan bulat positif dmisalkan dengan simbol + dan bilangan bulat negatif dengan – , kemudian didefenisikan tehadap perkalian x maka :

Jika operasi diatas dibahas dalam kehidupan sehari-hari, maka memiliki maksud yang artinya :
+ x - = - artinya jika sesuatu yang benar dinyatakan salah maka itu salah,
- x + = - artinya jika sesuatu yang salah dinyatakan benar maka itu salah,
- x - = + artinya jika sesuatu yang salah dinyatakan salah maka itu benar dan 
+x + =+ artinya jika sesuatu yang benar dinyatakan benar maka itu benar.
Pernyataan-pernyataan diatas merupakan logika sederhana tentang pengoperasian positif dan negatif. Operasi matematika tidak serta merta ada karena konsep dari bilangan itu sendiri, akan tetapi juga memiliki makna tersendiri didalamnya. Makna tersebut dapat direlasikan dengan kehidupan manusia.
Sebagai contoh – x – = + artinya jika sesuatu yang salah dinyatakan salah maka itu benar. Pernyataan apapun didunia ini jika sesuatu yang salah disalahkan maka sesuatu itu berarti benar. Misalkan menulis dengan tangan kiri itu salah tetapi pada dasarnya pernyataan ini salah karena beberapa manusia yang sejak kecil hingga dewasa hanya dapat menulis dengan baik menggunakan tangan kiri saja, maka berarti menulis dengan tangan kiri adalah benar.
Menurut KBBI, real berarti nyata, dengan demikian bilangan real dapat diartikan sebagai bilangan yang nyata. Bilangan atau sebut saja angka adalah sesuatu yang abstrak dan tidak dapat digambarkan bentuknya secara kontekstual. Misalnya angka 2, angka dua tidak memiliki bentuk, angka 2 hanya ada dalam pikiran kita (deduktif). Jika pikiran mengasumsikan bahwa 2 dapat digambar pada papan tulis atau kertas, maka itu bukanlah 2. Akan tetapi hanya tinta spidol atau pulpen yang dilukisakan pada objek tertentu. Jadi bagaimana mendeskripsikan angka 2?
Bilangan adalah simbol atau istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu jumlah tertentu. Matematika (bilangan) dikenal akan keabstrakannya, akan tetapi bukan berarti matematika atau bilangan tidak dapat dideskripsikan. Pada pendeskripsian ini, bukan berarti bentuk bilangan ialah yang sering kita tulis di papan tulis atau kertas. Bilangan dapat dideskripsikan apabila dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya 2 tangan, 4 roda mobil, 3 roda becak, 2 pintu jendela dan lain-lain. Bilangan yang pada awalnya abstrak dapat menjadi nyata apabila dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Matematika merupakan suatu konsep kehidupan yang tentunya tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Sama halnya dengan bilangan real, bilangan real juga merupakan suatu konsep kehidupan manusia. Sebagai contoh yakni aksioma-aksioma dalam bilangan real dapat dihubungkan dengan manusia dalam menjalani kehidupan ini. Baik itu ditinjau dari aspek prinsip-prinsip hidup, nilai dan norma, dan lain-lain.
Aksioma-aksioma bilangan real mengandung makna yang tersimpan didalamnya. Suatu misteri (rahasia) matematika yang tertuang dalam bentuk bilangan, ternyata memiliki hubungan dengan kehidupan manusia. Hubungan tersebut berupa suatu makna dan dapat menjadi suatu prinsip untuk menjalani kehidupan ini. Untuk lebih jelasnya berikut aksioma-aksioma bilangan real:
Pada sistem bilangan real R kita dapat mendefinisikan dua buah operasi, yaitu penjumlahan (+) dan perkalian (·). Untuk semua a, b, c  R, kedua operasi ini memenuhi semua sifat berikut:
  • Sifat Komutatif a + b = b + a, a.b = b.a
  • Sifat Asosiatif (a + b) + c = a + (b + c), (a.b).c = a.(b.c)
  • Sifat Distributif a.(b + c) = a.b + a.c dan (b + c).a = b.a + c.a
  • Identitas Penjumlahan Terdapat 0  R sehingga 0 + a = a.
  • Identitas Perkalian Terdapat elemen 1  R sehingga 1.a = a untuk semua a  R
  • Invers Penjumlahan Untuk setiap a  R terdapat −a  R sehingga a + (−a) = 0.
  • Invers Perkalian Untuk setiap a 0 di R terdapat satu elemen 1/a  R sehingga a x 1/a = 1  
Aksioma diatas sangat sering dijumpai pada mata pelajaran matematika SMP materi penjumlahan dan perkalian. Jika membaca sepintas maka sebuah kebingungan dan pertanyaan besar diotak kita akan bergemuruh tentang apa hubungan aksioma-aksioma tersebut dengan kehidupan manusia. jawabannya sebagai berikut:
Sifat Komutatif a + b = b +  a, a.b = b.a, Jika dimisalkan operasi positif (+) adalah perbuatan baik maka apabila a berbuat baik kepada b maka tentu b akan berbuat baik juga terhadap a. Sifat ini sangatlah penting dalam kehidupan manusia bahwa sebagai makhluk sosial  kita harus berbuat baik kepada setiap orang. Jika ingin disenangi orang lain, maka perlu pula  berbuat baik kepadanya dan orang tersebut tentu akan senang dan melakukan hal yang sama pula.
Sifat ini dapat menjadi motivasi diri bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya (makhluk social). Janganlah berbuat buruk kepada orang lain karena dapat merusak hubungan persaudaraan sesama manusia. Selain itu Perbuatan yang kita lakukan dapat menentukan perbuatan orang lain terhadap  kita. Apabila kita berbuat baik maka kita akan mendapatkan perbuatan baik pula dan begitupun sebaliknya.
Sifat Asosiatif (a + b) + c = a + (b + c), (a.b).c = a.(b.c), Asosiatif berarti pengelompokkan. Dalam kehidupan ini manusia diciptakan berbeda suku, agama, keturunan, daerah dan lain-lain. Perbedaan tersebut pada dasarnya membentuk suatu kelompok sesuai dengan jenisnya sendiri.  
Negara ini memiliki banyak suku-suku, ras dan agama. Perbedaan tersebut tidak menjadi tembok untuk berhubungan dengan orang yang berbeda dengan kita. Dalam perbedaan tersebut akan ada penengah atau pemimpin diantara kelompok-kelompok dan mampu menyatukan perbedaan menjadi satu kesatuan.
Sifat asosiatif menjadi konsep manusia untuk berhubungan dengan yang berbeda dengannya. Maksudnya (a + b) + c = a + (b + c) adalah apabila a dapat berhubungan dengan b maka tentulah b dapat berhubungan dengan c. Maknanya ialah kita dapat berhubungan dengan siapapun, menjalin tali persaudaraan dengan siapapun karena persaudaran dapat membentuk suatu kerjasama yang baik dalam bermasyarakat.
Simbol b pada sifat ini dapat diartikan sebagai konsep pemimpin yang harus memperhatikan orang-orang disamping kiri dan kanannya. Pemimpin diharuskan dapat berbaur dan melebur dengan setiap kelompok-kelompok masyarakat yang dibawahinya. Apabila b dapat menjalankan tugasnya dengan baik, tentu Negara ini akan damai, aman dan sejahtera. Tidak ada lagi permusuhan-permusuhan antar kelompok suku, agama, daerah, keturunan dan lain-lain.
Sifat Distributif a.(b + c) = a.b + a.c dan (b + c).a = b.a + c.a, sama halnya dengan sifat asosiatif, sifat distributif juga bermakna bahwa manusia dapat berhubungan dengan manusia lainnya yang berbeda dengannya.
 a.(b+c)= a.b+a.c maksudnya ialah a dapat menjalin hubungan dengan b maupun c. ini menandakan akan pentingnnya toleransi diantara manusia untuk dapat menerima manusia yang lainnya. Manusia diciptakan berbeda dan menjadi tugas manusia untuk menjadikan perbedaan tersebut menjadi kesatuan sesuai dengan sila ketiga pancasila. Apabila konsep ini dapat ditanamkan dengan baik maka outputnya merupakan kedamaian dan ketentraman dalam menjalani kehidupan ini.
Sifat disitributif mengajarkan manusia akan pentingnya pluralisme, menghargai sesama manusia dan menjalin hubungan yang baik dengan manusia yang lainnya. Sebagai makhluk sosia ,kita harus dapat berbaur dengan manusia atau orang-orang yang berbeda dengan kita. Negara ini akan hancur apabila selalu terjadi pertikaian atau peperangan didalamnya. Sehingga perlu dijalin hubungan persaudaraan sesama manusia untuk menjaga dan melindungi Negara ini. Perbedaan dapat menjadi pondasi kebersamaan untuk mengenal, memahami dan saling menjaga satu sama lain.
 Identitas Penjumlahan Terdapat 0  R sehingga 0 + a = a atau Identitas Perkalian Terdapat elemen 1  R sehingga 1.a = a untuk semua a  R, identitas penjumlahan atau perkalian ialah apabila suatu bilangan dijumlahkan atau dikalikan dengan bilangan tertentu akan menghasilkan bilangan itu sendiri, misalnya 5 + 0 = 5 dan 10 x 1 = 10. Dari contoh tersebut dapat di simpulkan bahwa Elemen Identitas adalah unsur netral.
Netral artinya tidak berpihak atau tidak ikut membantu salah satu pihak (KBBI). Negara saat ini sedang krisis kepercayaan, pernyataan ini terbukti dengan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pengadilan karena banyaknya hakim-hakim pengadilan yang tidak menanamkan sifat netral dengan baik. Banyak kasus-kasus suap dalam pengadilan atau menerima suatu materi agar berpihak kepada orang yang memberi materi tersebut. Sifat buruk ini dapat merugikan bahkan menghancurkan pihak-pihak yang didiskriminasi dalam suatu pengadilan.
Hakim atau pengadil merupakan penengah dalam menyelesaikan suatu masalah. Sehingga mereka harus benar-benar memahami dan menanamkan dalam dirinya tentang netral dengan baik. Sikap netral ini sangatlah penting dalam memecahkan suatu masalah. Tidak hanya dalam proses pengadilan tetapi dalam kehidupan bermasyarakatpun sikap ini perlu ditanamkan dengan baik. Hingga tidak ada ketimpangan-ketimpangan dalam memecahkan suatu masalah dan kehidupan bermasyarakat akan damai serta tentram.
Invers Penjumlahan Untuk setiap a  R terdapat −a  R sehingga a + (−a) = 0 atau Invers Perkalian Untuk setiap a 0 di R terdapat satu elemen 1/a  R sehingga a x 1/a = 1 , invers adalah lawan atau kebalikan dari suatu bilangan. Suatu bilangan dapat dikatakan memiliki invers dalam penjumlahan atau perkalian apabila hasilnya merupakan unsur identitas. Dalam  penjumlahan elemen identitasnya 0 (nol), sedangkan perkalian elemen identitasnya 1 (satu).
Dalam penjumlahan, misalkan a elemen R lawan dari a adalah –a, sedangkan lawan dari –a adalah -a sedemikian sehingga berlaku a + (-a) = 0 atau –a + a = 0. Sedangkan dalam perkalian misalkan a elemen R lawan dari a adalah 1/a (seper a) sedemikian sehingga berlaku a x 1/a = 1.
Tetapi contoh dibawah ini akan menjelaskan invers dalam penggunaannya pada contoh-contoh soal yang sering ditemui pada mata pelajaran matematika.  Perhatikan contoh dibawah ini:
-a, a R
-a + a = 0
-a + a + a = 0 + a  kedua ruas ditambahkan a
( -a + a ) + a  = -a sifat asosiatif
0 + a = a memiliki elemen identitas
a = a atau -a = -a

-a = -a atau a = a merupakan sebuah nilai yang berupa hasil dari  penyelesaian –a + a = 0. Dalam kehidupan ini, setiap perbuatan manusia akan memiliki balasannya diakhirat kelak. Pernyataan ini bermakna bahwa segala sesuatu yang dilakukan manusia memiliki kebalikan dari perbuatannya. Apabila melakukan perbuatan baik maka akan menhasilkan yang baik pula (pahala) dan apabila melakukan perbuatan buruk akan menghasilkan perbutan buruk pula (dosa).
 Misalkan tanda = (samadengan) dimisalkan sebagai sebuah refleksi atau cermin dari kehidupan manusia.  Maka hasil dari apa yang manusia lakukan adalah cerminan dari perbuatan perbuatan selama didunia. Dalam firman Allah surah Al-Hasr ayat 18 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Ayat diatas menjelaskan kepada manusia bahwa hari esok (akhirat) menunggu kita. Sehingga Allah SWT memerintahkan untuk senantiasa bertakwa kepadanya dan memperhatikan perbuatan-perbuatannya dimasa sekarang. Perbuatan manusia menentukan kehidupan kita diakhirat kelak kerena kehidupan manusia adalah cermin dari keputusan yang telah dibuatnya.
Banyak bencana-bencana alam sepeti longsor, tsunami, gempa dan fenoma-fenoma lainnya yang menimpa Negara kita saat ini. Ini dapat pula berupa sebagian contoh dari keputusan yang telah diambil sebelumnya. Banyaknya pengerusakan alam oleh manusia menyebabkan bencana-bencana alam melanda. Maka dari itu kita sebagai manusia patut menjaga alam ini dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
            Sebagai kesimpulan, matematika tidak sekedar suatu pelajaran yang dipelajari dalam sekolah begitu saja. Matematika menyimpan rahasia-rahasia didalamnya sehingga sangat penting bagi manusia mempelajari matematika. Tidak sampai disitu saja, apabila matematika ini ditelaah dengan dalam ternyata menyimpan suatu pelajaran dan dapat menjadi motivasi diri dalam menjani kehidupan yang fana ini.
            Pada hakikatnya matematika bukanlah momok yang menakutkan dan menyulitkan. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan karena matematika ada disetiap seluk beluk kehidupan manusia. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan didunia ini tidak bisa lepas dari matematika. Mungkin hal inilah yang melandasi matematika sehingga sering disebut sebagai ibu atau ratu dari ilmu pengetahuan.

terimakasih 🎓


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Grafik Fungsi 2D Menggunakan MATLAB

Statistika dengan Matlab

Membuat File dan Teknik Input Data Menggunakan Aplikasi Matlab